Ilmu IT

 Penghasilan Kekuatan IT


Dua aspek penting dalam pengembangan bisnis terkait dengan teknologi info (information technology/IT), infrastruktur dan sumber kekuatan manusia. Lemahnya infrastruktur dan langkanya sumber energi manusia profesional merupakan penyebab lambatnya perkembangan dan bisnis IT di Indonesia.


Kalau perencanaan, pembinaan, dan penciptaan sumber daya IT tak dilaksanakan dengan bagus, krisis sumber tenaga manusia pelan tetapi pasti akan terjadi. Dengan berkembangnya internet, bursa daya kerja kian terbuka secara global. Beberapa negara di Asia, seperti India, Korea, Cina, Singapura, Malaysia, yakni negara berkembang yang mampu menembus pasar daya kerja IT dunia, termasuk Indonesia.


IT adalah ladang bisnis yang penuh dengan kans dan sungguh-sungguh menantang. Berkembangnya bidang IT di satu sisi adalah musibah, di sisi lain adalah kesempatan. Indonesia sebagai pengirim tenaga kerja (TKI) ke luar negeri mempunyai potensi mengirimkan skilled workers bidang IT. Ini adalah peluang bagi pencari kerja Indonesia.

Teknologi Informasi


Di Indonesia sejak 1990-an daya IT sangat banyak. Jurusannya bermacam-macam, mulai teknik info, sistem informasi, managemen berita, sampai ilmu komputer. Alumni IT secara awam menjadikan sumber kekuatan manusia terampil memakai produk teknologi berita atau IT user, dan trampil mewujudkan produk IT atau IT producer.


Diperkirakan tahun 2013 ini lebih dari 200 perguruan tinggi (PT), baik negeri maupun swasta, di Indonesia mempunyai program studi terkait dengan IT tahapan S-1, S-2, dan S-3. Dan lebih dari 300 PT mewujudkan jebolan D-2, D-3 dan D-4, dengan total tamatan lebih 25 ribu orang setiap tahun.


Sementara itu, kalangan pengamat dan industri mengevaluasi jumlah hal yang demikian sangat jauh dari keperluan industri sebenarnya, mencapai sekitar 500 ribu lulusan bidang TI setiap tahunnya. Tahun 2020 diperkirakan jumlah alumni PT sekitar enam juta orang per tahun dengan asumsi tujuh persen mahasiswanya mengambil bidang IT.


Di Indonesia, instansi pemerintah ataupun perusahaan, biasanya mengaplikasikan paket perangkat lunak aplikasi siap gunakan yang dijadikan oleh perusahaan besar, seperti Microsoft, Mac, Sun Microsystem, Oracle, maupun yang tailor-made (dilakukan oleh perusahaan konsultan asing). Namun, kans untuk mengembangkannya masih terbuka lebar, sebab diperkirakan lebih dari 100 produk perangkat lunak dunia hanya mengisi tak lebih dari 45 persen total pasar IT dunia.


Tantangan yang dihadapi para IT profesional dan developer di Indonesia ialah kecakapan dalam membangun perangkat lunak aplikasi yang international best practices. Bisnis yang menjadi primadona dalam industri perangkat lunak merupakan outsourcing pembuatan modul-modul software pesanan negara ke negara-negara Asia. Mereka mengirimkan technical requirements dan technical design-nya, meskipun pembuatan modul programnya dilakukan di perusahaan mereka. Sebagian ini dikerjakan karena energi kerjanya lebih murah dan lebih produktif.

Penerapan IT


Peningkatan kompetensi SDM lokal dalam upaya memenuhi standar mutu internasional tak jarang diistilahkan dengan dimilikinya sertifikasi internasional, meski hal tersebut tidak berhubungan segera dengan mutu pendidikan formal yang dimilikinya. Sebagian tahun lalu tidak kurang 1,8 juta profesional di dunia sudah memperoleh sertifikasi, seperti MCP, MCSE, MCTS, MCSD, CNE, dan CNA.


Hambatan kita sebagai negara berkembang guna memenuhi kriteria tersebut merupakan mahalnya training untuk mengambil sertifikasi internasional. Tapi, tetap dibutuhkan sebagai modal tambahan yang cukup signifikan di samping gelar kesarjanaan. Keperluan kali pelaksanaan tender internasional mensyaratkan tersedianya sertifikasi keahlian tertentu.


Keperluan Tenaga IT


Keperluan energi IT bukan untuk perusahaan saja, tapi juga untuk memperkuat lembaga pemerintah. Kebutuhan tenaga IT akan bertambah ketika e-government dan otonomi tempat berjalan bagus. Diperkirakan instansi pemerintah tiap tahunnya membutuhkan tenaga IT sebanyak 5.489 orang. Sementara untuk cybermedia tak kurang dari 1.921 media, dengan perkiraan satu media membutuhkan 21 orang ahli IT. Sektor lain sungguh-sungguh banyak yang memerlukannya.


Tunjangan fungsional peneliti beberapa bulan terakhir mengalami kenaikan yang cukup signifikan, rata-rata 200 persen. Umumnya dipandang dari jumlah rupiahnya memang masih relatif kecil dibandingkan dengan penghasilan peneliti di negara lain. Tunjangan peneliti pertama Rp 1,25 juta dan untuk profesor riset dan APU tunjangannya sebesar Rp 5,2 juta.


Tunjangan fungsional nonpeneliti lainnya masih jauh dari yang diinginkan. Bila tunjangan fungsional nonpeneliti ini mulai dari Rp 220 ribu hingga dengan yang tertinggi Rp 1,2 juta per bulan. Biasanya mengamati ini memang tunjangan fungsional nyaris sama dengan tunjangan biasa bagi PNS yang tak mempunyai jabatan fungsional ataupun struktural.

Pekerjaan Dibidang IT


Sementara gaji seorang pemula di perusahaan IT berkisar Rp 900 ribu hingga Rp 2,5 juta per bulan. Walaupun berpengalaman penghasilannya mulai Rp 7 juta hingga Rp 10 juta per bulan. Di luar negeri, gaji seorang pegawai bidang IT golongan pemula berkisar 400 dolar AS hingga 600 dolar AS ( Rp 3,6 juta sampai Rp 5,5 juta per bulan). Meskipun digolongkan IT profesional dan developer mendapatkan pendapatan 2.000 dolar AS hingga 2.500 dolar AS (Rp 18,2 juta hingga Rp 22,7 juta) per bulan.


Bagi profesional IT dan depelover di Indonesia ternyata tidak murah, seorang software developer ASP, pengalaman lima tahun gajinya sekitar Rp 5 juta per bulan. Developer PHP gajinya berkisar Rp 7 juta per bulan. , tenaga IT di Indonesia cukup tinggi di mata pemberi kerja diperbandingkan kekuatan kerja bidang lain.


 IT director atau chief information officer (CIO) penghasilannya berkisar Rp 30 juta hingga Rp 80 juta per bulan. Di Indonesia masih di tahapan IT manager, berdasarkan Salary Guide yang dikeluarkan Kelly Service, dengan pengalaman 5-7 tahun berpenghasilan bersih sekitar Rp 11 juta sampai Rp 20 juta per bulan.

LihatTutupKomentar