PERKEMBANGAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Pertama-tama kita bahas, apa itu revolusi industri? Revolusi Industri yaitu perubahan besar dan radikal terhadap manusia memproduksi barang. Perubahan besar ini tercatat sudah terjadi tiga kali, dan ketika ini kita sedang mengalami revolusi industri yang keempat. Tiap-tiap perubahan besar ini senantiasa ditiru oleh perubahan besar dalam bidang ekonomi, politik, pun militer dan budaya. Sudah pasti ada jutaan pekerjaan lama menghilang, dan jutaan pekerjaan baru yang muncul.
Dan dengan berjalannya waktu, revolusi industri tidak hanya menurunkan malahan menghilangkan kelangkaan, sehingga waktu, tenaga, dan uang yang semula diterapkan untuk menuntaskan kelangkaan-kelangkaan hal yang demikian mendadak jadi bebas, jadi dapat diaplikasikan untuk hal lain, untuk mengatasi kelangkaan yang lain.
Hilangnya atau berkurangnya sebuah kelangkaan otomatis mengubah banyak aspek dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi jikalau rupanya beberapa kelangkaan menghilang! Nah, kita lihat satu persatu, pantas urutannya.
https://accuratebusinesscenter.com/wp-content/uploads/2020/06/revolusi.png
REVOLUSI INDUSTRI 1.0
Revolusi industri pertama ialah yang paling acap kali didiskusikan, ialah progres yang dimulai dengan ditemukannya lalu diterapkannya mesin uap dalam pengerjaan produksi barang. Dalam revolusi ini kita dituntut bekerja dengan memakai otot.
Masalahnya, kekuatan otot itu sangatlah terbatas. Umpamanya, manusia, kuda, sapi dan energi-kekuatan otot lainnya tak mungkin dapat mengangkat barang yang amat berat, malah dengan bantuan katrol sekalipun. Butuh rehat secara terjadwal untuk memulihkan energi tersebut, sehingga proses produksi jika berkeinginan berjalan 24 jam sehari memerlukan daya.
Intinya, kelangkaan TENAGA yang semula mendominasi kesukaran manusia dalam berlayar, dalam memproduksi, mendadak lenyap. Daya tidak lagi dipasok cuma oleh otot, angin, dan air terjun, tapi juga oleh mesin uap yang jauh lebih kuat, lebih fleksibel, dan lebih awet.
Terakhir, kelangkaan yang dikurangi adalah kelangkaan energi kerja. Semula semacam itu banyak manusia diperlukan untuk mengerjakan mesin-mesin produksi. Kini mendadak segala energi itu digantikan mesin uap. Artinya, mendadak seluruh energi manusia hal yang demikian jadi bebas, mereka dapat dipekerjakan di bidang lain.
Perubahan-perubahan ini betul-betul penting sebab perubahan ini berarti menghilangkan keistimewaan para bangsawan.
Tapi, imbas negatif revolusi industri ini, kecuali pencemaran lingkungan dampak asap mesin uap dan limbah-limbah pabrik lainnya.
Revolusi Industri 2.0
Revolusi industri pertama memang penting dan merubah banyak hal. Namun, yang tidak banyak dipelajari merupakan revolusi industri kedua yang terjadi di awal abad ke-20. Energi otot telah digantikan oleh mesin uap, dan sekarang daya uap mulai digantikan dengan tenaga listrik. Melainkan, cara kerja produksi di pabrik masih jauh dari pengerjaan produksi di pabrik modern dalam satu hal: transportasi.
Di akhir 1800-an, kendaraan beroda empat mulai diproduksi secara massal. Namun, pelaksanaan produksi ini memiliki kelemahan besar: perakitan dijalankan secara PARALEL. Artinya, untuk merakit banyak mobil, pengerjaan perakitan patut dilakukan oleh banyak tukang secara beriringan.
Revolusi terjadi dengan mewujudkan “Lini Produksi” atau Assembly Line yang menerapkan “Ban Berjalan” atau conveyor belt di tahun 1913. Pelaksanaan produksi berubah sempurna. Tidak ada lagi satu tukang yang menyelesaikan satu kendaraan beroda empat dari awal hingga akhir, para tukang diorganisir untuk menjadi ahli, cuma mengurus satu bagian saja, memasang ban semisal.
Sesudah baru mobil. Produksi memakai conveyor belt ini juga menurunkan waktu dan biaya produksi di banyak bidang lainnya. Artinya, bertambahnya waktu, menyebabkan berkurangnya kelangkaan waktu. Revolusi industri kedua ini juga berakibat pada kondisi militer di Perang Sederhananya 2.
REVOLUSI INDUSTRI 3.0
Elemen mengganti energi otot dengan uap, lalu produksi paralel dengan serial, perubahan apa lagi yang dapat terjadi di dunia industri? Sesudah berikutnya yang diganti adalah manusianya. Unsur revolusi industri kedua, manusia masih berperan sungguh-sungguh penting dalam produksi barang-barang, seperti udah disebutkan sebelumnya, ini adalah era industri!
Revolusi industri ketiga mengubahnya. Elemen revolusi ini, abad industri pelan-perlahan usai, abad info diawali. Dia revolusi pertama dipicu oleh mesin uap, revolusi kedua dipicu oleh ban berjalan dan listrik, revolusi ketiga dipicu oleh mesin yang bergerak, yang berpikir secara otomatis: komputer dan robot.
Komputer semula yaitu barang mewah. Colossus ialah salah satu komputer pertama di era perang dunia ke 2, dimana ukurannya sungguh-sungguh besar sebesar sebuah ruang tidur. Dia tidak mempunyai RAM, dan tak bisa mendapatkan perintah dari manusia lewat keyboard, apalagi touchscreen, tapi dia melaui pita kertas. Ia juga menggunakan listrik yang cukup besar adalah, sebesar 8500Watt.
Kemudian kemajuan teknologi komputer ngebut luar awam sesudah perang dunia kedua selesai. dari komputer yang mempunyai ukuaran sebesar kamar tidur menjadi sekecil dan setipis buku.
Mengecilnya ukuran komputer menjadi penting, sebab kini komputer bisa dipasang di mesin-mesin yang mengoperasikan lini produksi. Sesungguhnya komputer yang menggantikan banyak manusia sebagai operator dan pengendali lini produksi. Artinya, sekali lagi terjadi penurunan kelangkaan sumber energi manusia, terbebasnya ribuan kekuatan kerja untuk pekerjaan — profesi lain.
Seiring dengan kemajuan komputer, mesin-mesin yang dapat dikuasai komputer bahkan juga meningkat. Komputer menjadi otaknya, robot menjadi tangannya, pelan-perlahan fungsi pekerja kasar dan pekerja manual menghilang.
Ini bukan berarti tugas manusia di produksi dapat digantikan sepenuhnya oleh robot.
Revolusi Industri 4.0
Nah, kini kita masuk ke dalam pembahasan utama yakni, REVOLUSI INDUSTRI 4.0. Konsep “Industri 4.0” pertama kali diaplikasikan di publik dalam pameran industri Hannover Messe di kota Hannover, Jerman di tahun 2011.
Anggota, apa yang dimaksud dengan revolusi industri 4.0? Secara singkat, pengertian industri 4.0 ialah popularitas di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Pada industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomatisasi dan pertukaran data. Menurut tersebut meliputi metode cyber-jasmani, dunia maya of things (IoT), komputasi awan, dan komputasi kognitif.
Istilah \"Industrie 4.0\" berasal dari sebuah proyek dalam taktik teknologi canggih pemerintah Jerman yang mengutamakan digital pabrik.
Istilah \"Industrie 4.0\" diangkat kembali di Hannover Fair tahun 2011.[6] Pada Oktober 2012, Working Group on Industry 4.0 memaparkan anjuran progres Industri 4.0 terhadap pemerintah federal Jerman. Ialah klasifikasi kerja Industri 4.0 diakui sebagai bapak pendiri dan perintis Industri 4.0.
Perkembangan Revolusi Industri
Kemampuan Wikipedia ada 4 prinsip rancangan Industri 4.0 diantaranya sebagai berikut :
1. Interoperabilitas (kesesuaian)
Maya, Maya mesin, perangkat, sensor, dan manusia untuk terkait dan berkomunikasi dengan satu sama lain melalui Yakni untuk seluruh (IoT) atau Yaitu untuk khalayak (IoP).
IoT akan mengotomatisasikan pengerjaan ini secara besar-besaran.
2. Transparansi info
Internet, Dunia cara berita untuk menjadikan salinan dunia lahiriah secara virtual dengan memperkaya teladan pabrik komputerisasi dengan data sensor. Prinsip ini memerlukan pengumpulan data sensor mentah agar menjadikan informasi konteks bernilai tinggi.
3. Bantuan teknis
Internet, Pertama, kemampuan cara bantuan untuk membantu manusia dengan mengumpulkan dan membikin visualisasi informasi secara menyeluruh supaya dapat membikin keputusan bijaksana dan menuntaskan keadaan sulit genting yang mendadak. Kedua, kesanggupan metode siber-lahiriah untuk menolong manusia secara lahiriah dengan mengerjakan serangkaian tugas yang tak menyenangkan, terlalu berat, atau tidak aman bagi manusia.
4. Keputusan mandiri
Internet, Internet cara siber-lahiriah untuk membuat keputusan sendiri dan mengerjakan tugas semandiri mungkin. Model terjadi pengecualian, gangguan, atau ada tujuan yang berseberangan, tugas didelegasikan ke atasan.
Pelajaran memiliki rancangan Industri 4.0, juga memiliki pengaruh, adalah, sebagai berikut :
1. Pendidikan layanan dan bisnis
2. Keandalan dan produktivitas berkelanjutan
3. Keamanan TI: Perusahaan seperti Symantec, Cisco, dan Penta Security telah mulai membahas masalah keamanan IoT
4. Keamanan mesin
5. Penjualan pabrik
6. Siklus hidup produk
7. Industri Manufaktur: Perubahan masal pabrik menggunakan IoT, Pencetakan 3D dan Elemen Mesin
8. Rantai skor industri
9. Telah dan skill pekerja
10. Setelah sosio-ekonomi
11. Peragaan Industri: Untuk menolong industri memahami pengaruh Perindustrian 4.0, Cincinnati Wali kota John Cranley, menandatangani proklamasi untuk mengucapkan \"Cincinnati menjadi Kota Peragaan Industri 4.0
12. Sebuah artikel yang diterbitkan pada bulan Februari 2016 menampakkan bahwa Industri 4.0 mungkin memiliki efek menguntungkan bagi negara berkembang seperti India.
Sudah Siapkah Menghadapi Revolusi Industri 4.0?
Revolusi industri 4.0 akan membawa banyak perubahan dengan segala konsekuensinya, industri akan semakin kompak dan efisien. Melainkan ada pula risiko yang mungkin timbul, semisal berkurangnya Sumber Tren Manusia sebab digantikan oleh mesin atau robot.
Singkatnya dikala ini memang tengah mencermati revolusi industri 4.0 ini secara saksama. Berjuta kesempatan ada di situ, melainkan di sisi lain terdapat berjuta tantangan yang harus dihadapi.
Apa hakekatnya revolusi industri 4.0? Prof. Klaus Martin Schwab, teknisi dan ekonom Jerman, yang juga pendiri dan Executive Chairman World Economic Forum, yang pertama kali memperkenalkannya. Dalam bukunya The Fourth Industrial Revolution (2017), dia menceritakan bahwa dikala ini kita berada pada awal sebuah revolusi yang secara fundamental mengubah sistem hidup, berprofesi dan terkait satu sama lain.
Banyak hal yang tak terpikirkan sebelumnya, tiba-tiba muncul dan menjadi penemuan kreatif baru, serta membuka lahan bisnis yang betul-betul besar. Munculnya transportasi dengan sistem ride-sharing seperti Go-jek, Uber, dan Grab. Telah revolusi industri 4.0 memang menghadirkan usaha baru, lapangan kerja baru, pekerjaan baru yang tak terpikirkan sebelumnya.
Tapi ini sudah merubah banyak bidang kehidupan manusia, termasuk ekonomi, dunia kerja, pun gaya hidup manusia itu sendiri. Tenaga, revolusi 4.0 menanamkan teknologi cerdas yang bisa terhubung dengan beragam bidang kehidupan manusia.
Sudah Siapkah Menghadapi Revolusi Industri 4.0?
Revolusi industri 4.0 akan membawa banyak perubahan dengan segala konsekuensinya, industri akan semakin kompak dan efisien. Melainkan ada pula risiko yang mungkin timbul, semisal berkurangnya Sumber Tren Manusia sebab digantikan oleh mesin atau robot.
Sederhananya saat ini memang tengah mencermati revolusi industri 4.0 ini secara saksama. Berjuta peluang ada di situ, tapi di sisi lain terdapat berjuta tantangan yang sepatutnya dihadapi.
Perubahan itu benar-benar dramatis dan terjadi pada kecepatan eksponensial. Perubahan yang amat berimbas dalam kehidupan di banding era revolusi industri sebelumnya. Pada revolusi Industri 1.0, tumbuhnya mekanisasi dan energi berbasis uap dan air menjadi penanda.
Energi manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin. Mesin uap pada abad ke-18 yakni salah satu pencapaian tertinggi. Revolusi 1.0 ini bisa meningkatkan perekonomian yang luar lazim. Sepanjang dua abad setelah revolusi industri pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat enam kali lipat.
Revolusi Industri 2.0 perubahannya ditandai dengan berkembangnya daya listrik dan motor pemrakarsa. Manufaktur dan produksi massal terjadi. Pesawat telepon, kendaraan beroda empat, dan pesawat terbang menjadi contoh pencapaian tertinggi.
Perubahan cukup cepat terjadi pada revolusi Industri 3.0. Ditandai dengan tumbuhnya industri berbasis elektronika, teknologi kabar, serta otomatisasi. Teknologi digital dan dunia online mulai dikenal pada akhir era ini. Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan berkembangnya Merupakan of/for Things, kehadirannya semacam itu cepat.
Pendapat Dia Kesimpulannya Revolusi Industri 4.0
Ada sebagian anggapan para spesialis tentang revolusi industri 4.0, yang pertama menurut Jobs Lost, Jobs Gained: Workforce Transitions in a Time of Automation, yang dirilis McKinsey Global Institute (Desember 2017), pada 2030 sebanyak 400 juta hingga 800 juta orang semestinya mencari pekerjaan baru, karena digantikan mesin.
Anggapan yang kedua, menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang P.S. Brodjonegoro, memiliki pendapat yang sama dengan McKinsey & Co. Menurutnya, memasuki revolusi industri 4.0 Indonesia akan kehilangan 50 juta peluang kerja.
Pendapat yang ketiga, menurut menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, sebaliknya. Revolusi industri 4.0 justru memberi kesempatan bagi Indonesia untuk berinovasi. Revolusi yang konsentrasi pada pengembangan ekonomi digital diukur menguntungkan bagi Indonesia. Pengembangan ekonomi komputerisasi yaitu pasar dan bakat, dan Indonesia mempunyai keduanya. tidak setuju bahwa revolusi industri 4.0 akan mengurangi daya kerja, sebaliknya pun meningkatkan efisiensi.
Kita sebagai generasi milenial harus berusaha untuk terus-menerus meningkatkan kemampuan belajar, keterampilan yang cocok dengan kebutuhan era industri 4.0 sehingga kita akan mempunyai daya saing yang lebih kuat. Kita tentu berharap industri 4.0 tetap dalam kendali. Hrus tercipta kesadaran bersama baik oleh pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat, bahwa perubahan besar dalam industri 4.0 yaitu keniscayaan yang tidak dapat dihindari.
Revolusi industri 4.0 bukanlah suatu kejadian yang seram, justru peluang makin luas terbuka bagi si kecil bangsa untuk berkontribusi kepada perekonomian nasional.